Selasa, Agustus 12, 2025
  • About
  • Advertise
  • Careers
  • Contact
Kontradiksi.id
  • Home
    • Home – Layout 1
    • Home – Layout 2
    • Home – Layout 3
  • News
  • Advertorial
  • Nasional
  • Hukum & Kriminal
  • Opini
  • Politik
  • Login
No Result
View All Result
Kontradiksi.id
Home Advertorial

Ironi Konservasi: Kupa, Gaisi, dan Darwis Ubah Cagar Alam Potabo Jadi Wilayah Kekuasaan Tambang Ilegal

Redaksi Kontradiksi.id by Redaksi Kontradiksi.id
Juli 13, 2025
in Advertorial, Daerah, Hukum & Kriminal, News, Opini, Politik
0
Ironi Konservasi: Kupa, Gaisi, dan Darwis Ubah Cagar Alam Potabo Jadi Wilayah Kekuasaan Tambang Ilegal
0
SHARES
58
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

KONTRADIKSI.ID. Gorontalo,Pohuwato – Ironi besar kembali terjadi di jantung ekologi Kabupaten Pohuwato, Sabtu (12/07). Cagar Alam Potabo—yang seharusnya menjadi benteng terakhir perlindungan alam—justru menjadi sasaran operasi tambang emas ilegal yang diduga dikendalikan oleh tiga figur lokal: Kupa, Gaisi, dan Darwis. Ketiganya bukan sekadar pelaku lapangan, melainkan diduga kuat sebagai aktor utama yang mengorganisir praktik Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) berskala besar, bahkan dengan dugaan sokongan dari oknum aparat berseragam.

Ketiganya diduga kuat menjadi dalang utama aktivitas PETI yang beroperasi secara intensif di dalam kawasan Cagar Alam (CA) Potabo—sebuah wilayah konservasi yang dilindungi secara ketat oleh negara. Lebih memprihatinkan lagi, aktivitas ilegal ini dikabarkan mendapat dukungan terselubung dari oknum anggota TNI yang seharusnya menjadi penjaga teritorial dan kedaulatan hukum.

Related posts

Ketua SPAN Kecam Keras Tragedi Maut PETI Tomula: Minta Penegakan Hukum Berlapis Berdasarkan Regulasi Konservasi dan Lingkungan

Ketua SPAN Kecam Keras Tragedi Maut PETI Tomula: Minta Penegakan Hukum Berlapis Berdasarkan Regulasi Konservasi dan Lingkungan

Agustus 11, 2025
Paradoks Keadilan: Senjata Laras Panjang Mengawal Mesin di Tanah Leluhur

Paradoks Keadilan: Senjata Laras Panjang Mengawal Mesin di Tanah Leluhur

Agustus 9, 2025

Informasi yang dihimpun dari berbagai sumber menyebut bahwa Kupa, Gaisi, dan Darwis masing-masing memiliki lokasi operasional pertambangan ilegal sendiri-sendiri di dalam kawasan hutan lindung tersebut. Ketiganya juga memperkerjakan alat berat jenis excavator di wilayah eksploitasi masing-masing, menunjukkan skala aktivitas yang tidak bisa lagi dianggap sebagai tambang rakyat, melainkan operasi terorganisir yang melanggar hukum dan berisiko tinggi terhadap kerusakan ekologis.

Seorang narasumber yang mengetahui dinamika di lapangan menyebut, “Mereka bukan pemain kecil. Ada keterlibatan pihak berseragam yang memberi semacam ‘jaminan keamanan’ agar aktivitas PETI di dalam kawasan CA bisa terus berjalan.” Narasumber yang enggan diungkap identitasnya ini juga menjelaskan bahwa alat berat sudah masuk ke lokasi dan tenda-tenda operasi sudah berdiri secara permanen.

Secara hukum, keberadaan tambang ilegal di kawasan konservasi jelas melanggar Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Pasal 33 UU tersebut secara tegas melarang setiap orang melakukan kegiatan yang dapat mengubah keutuhan kawasan cagar alam. Pelanggaran terhadap ketentuan ini diancam pidana penjara maksimal 10 tahun dan denda hingga Rp 200 juta.

Lebih lanjut, Undang-Undang No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, juncto UU No. 18 Tahun 2013 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan, mengatur bahwa kegiatan tanpa izin di kawasan hutan konservasi termasuk tindak pidana berat yang dapat dikenai pidana korporasi dan perorangan, dengan ancaman penjara hingga 15 tahun dan denda Rp 10 miliar.

Apabila benar ada keterlibatan anggota TNI aktif, maka selain pelanggaran pidana umum, hal ini juga melanggar ketentuan dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Militer (KUHPM) serta disiplin militer sebagaimana diatur dalam UU No. 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia. Seorang prajurit yang membekingi aktivitas ilegal, apalagi di wilayah konservasi, dapat diproses melalui Mahkamah Militer dengan sanksi pemecatan hingga pidana.

“Negara telah menetapkan kawasan CA sebagai wilayah dengan perlindungan tertinggi. Tidak boleh ada kegiatan ekonomi, apalagi pertambangan. Tapi yang terjadi justru negara kalah oleh alat berat dan jaringan kuasa,” tutur narasumber lainnya yang memahami regulasi kehutanan.

Ironisnya, keberadaan mereka di kawasan yang semestinya steril dari aktivitas manusia justru semakin hari semakin massif. Akses jalan telah dibuka, dan ekosistem lokal terganggu. Beberapa warga yang tinggal di sekitar kawasan mengaku tidak lagi melihat satwa endemik yang dulu sering muncul. “Hutan berubah jadi tambang. Bukan hanya pohon yang hilang, tapi kehidupan juga ikut punah,” kata seorang warga yang meminta identitasnya dirahasiakan.

Desakan terhadap aparat penegak hukum, termasuk Kodam, Polda, dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), agar segera bertindak tidak dapat ditunda lagi. Negara tidak boleh tunduk pada jaringan kekuasaan ilegal yang merusak lingkungan dan mencoreng wibawa institusi.

Hingga berita ini diturunkan, pihak-pihak terkait belum memberikan pernyataan resmi. Namun awak media akan terus memantau perkembangan kasus ini secara intensif dan mendalam demi kepentingan publik, penegakan hukum, dan kelestarian lingkungan. RED

Previous Post

Menakar Peran TNI dalam Distribusi BBM: Respons Tegas Dandim Boalemo atas Isu Pembekingan

Next Post

Energi Sosial dari Bumi Tambang: Haji Suci dan BKPRMI Wujudkan Jumat Berkah di Buntulia

Next Post
Energi Sosial dari Bumi Tambang: Haji Suci dan BKPRMI Wujudkan Jumat Berkah di Buntulia

Energi Sosial dari Bumi Tambang: Haji Suci dan BKPRMI Wujudkan Jumat Berkah di Buntulia

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

RECOMMENDED NEWS

Indonesia Urges Olympic Council of Asia to Promote 2018 Asian Games

5 bulan ago

President Joko “Jokowi” Widodo Refuses to Sign MD3 Law

5 bulan ago

Super Bowl 2017: Here’s How Many People Watched the Super Bowl

4 bulan ago
Paradoks Keadilan: Senjata Laras Panjang Mengawal Mesin di Tanah Leluhur

Paradoks Keadilan: Senjata Laras Panjang Mengawal Mesin di Tanah Leluhur

3 hari ago

FOLLOW US

BROWSE BY CATEGORIES

  • Advertorial
  • Daerah
  • Hukum & Kriminal
  • Nasional
  • News
  • Olahraga
  • Opini
  • Parlemen
  • Politik
  • Travel

BROWSE BY TOPICS

2018 League Balinese Culture Bali United Budget Travel Champions League Chopper Bike Doctor Terawan Istana Negara Market Stories National Exam Visit Bali

POPULAR NEWS

  • Paradoks Keadilan: Senjata Laras Panjang Mengawal Mesin di Tanah Leluhur

    Paradoks Keadilan: Senjata Laras Panjang Mengawal Mesin di Tanah Leluhur

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Penyidik Dan Jaksa Penuntut Umum Tak Profesional, Putusan Banding Pengadilan Tinggi Soal Pupuk Bersubsidi di Popayato Cederai Rasa Keadilan.

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menakar Peran TNI dalam Distribusi BBM: Respons Tegas Dandim Boalemo atas Isu Pembekingan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ironi Konservasi: Kupa, Gaisi, dan Darwis Ubah Cagar Alam Potabo Jadi Wilayah Kekuasaan Tambang Ilegal

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hamil, Diperiksa Semalam Suntuk, Lalu Berdarah: LSM Labrak Desak Investigasi Kapolres

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Kontradiksi.id

We bring you the best Premium WordPress Themes that perfect for news, magazine, personal blog, etc.

Follow us on social media:

Recent News

  • Ketua SPAN Kecam Keras Tragedi Maut PETI Tomula: Minta Penegakan Hukum Berlapis Berdasarkan Regulasi Konservasi dan Lingkungan
  • Paradoks Keadilan: Senjata Laras Panjang Mengawal Mesin di Tanah Leluhur
  • Haji Suci Bagikan 100 Paket Makanan Siap Saji di Simpang Marisa, Wujud Kepedulian Sosial di Hari Jumat

Category

  • Advertorial
  • Daerah
  • Hukum & Kriminal
  • Nasional
  • News
  • Olahraga
  • Opini
  • Parlemen
  • Politik
  • Travel

Recent News

Ketua SPAN Kecam Keras Tragedi Maut PETI Tomula: Minta Penegakan Hukum Berlapis Berdasarkan Regulasi Konservasi dan Lingkungan

Ketua SPAN Kecam Keras Tragedi Maut PETI Tomula: Minta Penegakan Hukum Berlapis Berdasarkan Regulasi Konservasi dan Lingkungan

Agustus 11, 2025
Paradoks Keadilan: Senjata Laras Panjang Mengawal Mesin di Tanah Leluhur

Paradoks Keadilan: Senjata Laras Panjang Mengawal Mesin di Tanah Leluhur

Agustus 9, 2025
  • About
  • Advertise
  • Careers
  • Contact

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Home
  • Advertorial
  • News
  • Nasional
  • Hukum & Kriminal
  • Parlemen
  • Olahraga
  • Politik
  • Travel
  • Opini

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.